Adakah tempat wisata di Indonesia yang membuatmu kapok berkunjung?

Di Bali, ada banyak tempat yang spesifik nya membuat anda malas berkunjung. Demi keamanan, saya kasi ciri-ciri tempatnya aja ya:

Suatu pantai di Seminyak yang terkenal dengan sofa malas nya. Sebenarnya sih untuk menggunakan kursi ini bayarnya per orang itu sah-sah saja, tapi anda tidak akan diberitahu nominal nya sebelum anda memesan menu atau bahkan meninggalkan tempat Alasan Liburan Menjadi Obat Stress tersebut jadi rasanya seperti di scam beneran. Kecuali di sebelah Utara, kursi gratis tapi harga menu meningkat. Belum termasuk orang-orang nya. Please use your instincts for this scene, don’t trust anyone in here.
Masih di pantai yang sama, bayarnya Rp 10.000 per mobil. Sebenarnya jika ada tempat khusus parkir tidak masalah seperti di pantai Kuta yang ada parkiran nya sendiri, tapi masalahnya di pantai ini anda tetap parkir di pinggir jalan, spion tidak dilipat ya wasallam ajašŸ¤£.
Jalan yang memiliki view gunung dan paket liburan danau terkenal, serta terdapat banyak kafe-kafe kopi di pinggir jalan nya yang sering dikunjungi, nah untuk bisa sampai ke jalan ini saja anda wajib bayar Rp 25.000 per orang hanya untuk lewat jalan ini saja dan tidak mendapatkan fasilitas apapun, merchandise pun tidak.
Pura yang lokasinya masih sama dengan studi kasus no 3 dan sudah terkenal juga di kalangan masyarakat, kapoknya terjadi ketika anda memutuskan paket wisata banyuwangi menyewa kain dan selendang dari mereka. Sebenarnya untuk Pura nya sih aman-aman saja dan guide nya memandu dengan baik.
Nah ini Pura terkenal sebagai yang terbesar di Bali. Sebelum area yang dibangun sekarang jadi, anda seperti di pimpong sana-sini hanya untuk beli tiket, udah gitu beli tiketnya saya tidak duga sama sekali lokasinya dimana. Tidak hanya itu pedagang acung dan beberapa guide nakal yang ada membuat tamu saya tidak nyaman dan saya pun nge guide mereka jadi aneh, kurang lebih vibes nya seperti anda menggunakan guide nya Korea Utara. Bahkan tidak habis pikir nya, pedagang sejenis ini juga meminta uang parkir, wow diluar ekspektasi saya, dan anehnya fotografer lokal yang disewa tamu saya pun nurut-nurut aja seakan-akan mengiyakan ini (karena saya parkirnya di pinggir jalan). Namun diluar itu, guide lokal dan fotografer lokal (masih muda) yang disewa mampu menghandle tamu saya dengan baik dan memberikan sedikit bonus.
Khusus kalian yang mencari seorang driver, pastikan memilih dengan selektif. Misalnya jika kalian harusnya membayar dengan tarif wajar, karena tidak memilih driver yang benar ya anda yang boncos. Ada dua skenario sih, ditembak harga mahal tapi rute dan waktunya nya biasa saja alias tekor, atau anda menawar harga ekstrem tapi rute dan waktunya nya gak sesuai alias dikerjain. Hal ini umumnya terjadi di tempat wisata, bukan yang anda panggil sendiri.
Masih soal driver, setahu saya, selain saya dan bli Putu itu gak akan ada yang menjual pengalaman, alias semua driver serba mencari uang, bukan memuaskan konsumen. Kalaupun ada ya bisa dihitung dengan jari. Tidak perlu order kok, parkiran yang harusnya untuk yang mengunjungi objek wisata salah satu trek jogging di Ubud diserobot sama mereka dan saya pun diusir padahal saya hanya pengunjung tempat itu, bayangkan anda jadi penumpang driver tersebut. Makanya saya tegaskan driver di Bali itu banyak, tapi yang bisa kasi experience itu sedikit. Jika ada, pertahankan mereka dengan order terus. Sejelek-jeleknya saya memberikan tarif yang tinggi, dibalik itu pasti ada benefitnya minimal air mineral 2 botol per orang per hari.
Di sawah yang terkenal dengan terasering nya, sebaiknya petakan dulu dimana saja ada orang duduk-duduk yang mencurigakan, kalaupun ada yang minta uang sebaiknya jangan dikasi, murni minta duit aja padahal tiket resmi pun sudah dipegang tapi anda masih diminta juga wkwkwk kecuali yang bisa memberi anda air putih.
Di suatu museum yang terkenal dengan arsitektur bangunan dan peninggalan Bali di kota Denpasar, guide nya terasa tidak niat dalam memberikan materi dan kondisi museum nya agak gelap di beberapa ruangan. Tentu tidak sepadan jika kita kesana sebagai pengunjung dewasa dengan tarif Rp 25.000 per orang. Namun untuk mahasiswa dan siswa hanya perlu bayar Rp 2.000, dan ingat ini museum milik pemerintah, bukan swasta ya.
Mangrove nya belum buka, entah apa yang dikerjakan sejak G20 berakhir sampai tanggal 9 Januari ini ternyata masih juga belum di buka untuk umum. Secara infrastruktur harusnya sudah siap, ya anda tahu sendiri apa sebab aslinya ya. Dari perspektif pengunjung, saya tidak mau tau alasan belum dibuka nya apa jika infrastruktur di depan terlihat sudah siap. Kecuali masih ada yang belum jadi di area depan saya memaklumi hal tersebut.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *